“Some people unable to go to school were more educated and even more intelligent than college professors”, — Maya Angelou —
“Sebenarnya tidak tepat istilah bodoh dan pintar, yang lebih tepat sebenarnya adalah orang orang yang menonjol dibidangnya, sesuai dengan potensinya“, saya sempat mengatakan ini ketika saya –jagongan/mertamu– ke tempat kawan kawan di cileungsi kemarin, tepat tanggal 1 januari 2009, sekitar jam 11 siang, maklum kami semua bapak bapak, jadilah salah satu topic pembicaraan kami tentang anak anak kami. Mulai dari kecerdasan, potensi leadership yang mulai terlihat, kenakalan–atau saya menyebutnya cara anak untuk menarik perhatian dan berbeda –, cara mendidik dan sebagainya.
Baik, saya ingin berbagi pandangan saya tentang kecerdasan, tentang intelligence. Kenapa saya bisa bilang bahwa pada dasarnya tidak ada anak pintar dan bodoh, yang ada adalah anak yang menonjol pada karakter dan potensi kecerdasannya masing masing. Ada Albert Einstein yang sangat logis dan matematis, ada Bethoven yang sangat musical, ada Ronaldo yang sangat bodikal kinestetis, ada MichaelAngelo yang sangat visual/natural, semuanya menonjol dalam bidang masing masing, tidak mudah kita menjustifikasi bahwa Sthepen Hawking lebih cerdas dari Beckham, atau Bill Gates yang tidak pernah lulus itu lebih cerdas dari Megawati. Semuanya cerdas dalam bidangnya masing masing, tentu saja jika kita sepakat bahwa kecerdasan tidak diukur dari IQ. Atau kita tidak mengukurnya –hanya– dari kemampuan otak kiri, logikal matematikal semata.
Kecerdasan, sebagaimana dikemukakan oleh Howard Gartner dalam teori Multiple Intelligence, bukanlah sesuatu yang bersifat tetap, kecerdasan merupakan kumpulan kemampuan atau ketrampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan, kemampuan untuk memecahkan suatu masalah, ability to create or offering a valuable services dalam suatu kebudayaan masyarakat. Singkatnya, semua kemampuan yang bisa menciptakan nilai baru–value–, memnerikan jalan keluar untuk memecahkan masalah dan berguna bagi masyarakat adalah sebuah kecerdasan ! Apapun itu, apakah berguna karena daya pikat seni, sastra, kemampuan analisa, ekspertis on mathematic, physic, astronomi, kesehatan, olahraga , whatever it is !!
Bulan November 2008 yang lalu, saya meminta 38 orang team saya untuk melakukan multiple intelligence test , dan hasilnya saya consolidate dalam archive folder saya, objective saya sederhana, dengan mengetahui potensi kecerdasan tiap orang, paling tidak saya bisa memetakan potensi tiap orang dan mapping to their matched function. Mengetahui potensi kecerdasan juga akan membantu saya dalam melakukan personal approach terhadap mereka. Anda tahu kan ? people is the most potential and is the primary asset compare to process and technology. Sebagus apapun kita membuat dan membakukan sebuah proses, sehebat apapun tekhnologi yang kita adopsi, tetap saja hanya akan efektif jika the people behind it is the appropriate people !!, itulah kenapa saya merasa perlu untuk meminta ke-38 team saya untuk melakukan test tersebut.
Lebih lanjut tentang Multiple Intelligence yang being developed and founded tahun 1983, Howard Gardner memberikan 7 klasifikasi tentang jenis jenis kecerdasan, yaitu :
- Verbal/Linguistic
[William Shakespeare, Emily Dickinson]
Kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, dan secara natural sangat baik dalam hal menulis, berbicara dan mengingat bahasa, memiliki kemampuan untuk mengajar–teaching– atau berbagi–sharing– kepada orang lain, bisa mencermati kesalahan grammer, dan sangat suka dengan istilah istilah yang “fancy”, sangat berpotensi untuk menjadi dosen, guru, writer, editor, public speaker, atau jurnalist. Saya tipikal ini, suka menulis, share something, dan suka sama “fancy word”, begitu juga istri saya 🙂
- Logical-Matematical
[Sthephen Hawking, Isaac Newton]
Abstract thinker, abstract logic dan sangat reasonable, punya kemampuan yang sangat baik dalam hal menganalisa dan melakukan investigasi, maupun research. Sangat mudah melakukan perhitungan matematika di kepalanya, jagoan dalam strategy games, have a “mind like computer” !!, sangat berpotensi dan pas untuk menjadi scientist, mathmematician, pengacara, jaksa, financial planner, programmer dan researcher. Istri saya punya skor 95% dalam kecerdasan ini, no wonder, she is very logic !!
- Visual/Spatial
[Michaelangelo, Buckminster Fuller]
Orang yang sangat artistik, aware dan sensitif terhadap apa yang terjadi disekitarnya, bisa mengingat gambar dengan mudah, suka menggambar, melukis, sangat baik dan cepat belajar melalui gambar dan visualisasi, suka main puzzle :), cocok untuk jadi designer, architect, artist, atau photographer. Saya jadi tahu kenapa istri saya suka menggambar, les manga, dan suka bikin kristik 🙂 karena dia punya potensi tinggi dalam kecerdasan ini.
- Bodily/Kinestetic
[Muhammad Ali, Nadal, Zidane]
Love movement, suka beraktivitas, sangat motorik, enjoying sport atau dance, fit, dan sangat aktif, learning by doing, loving outbound/outdoor activities, berpotensi besar untuk berkarir sebagai atlit, dancer, mechanic, performer, builder atau gardener 🙂
- Musical
[Mozart, Vivaldi]
Sangat menyukai musik, bisa memberikan apresiasi yang tinggi terhadap ritme–rhythm– dan komposisi, having a “good ear” of music, dan suka mengingat sesuatu dengan cara mengasosiakannya dengan lagu, music dan rhythm, mudah menghapal lagu, akan sangat perform ketika menjadi musician, songwriter, singer, composer, conductor, atau music director.
- Interpersonal
[Mandella, Mahatma Gandhi, Elizabeth I]
Suka berkomunikasi dengan orang lain dan biasanya growing dalam interaksi sosial, bisa mengerti orang dengan baik, have a very good teamwork, loving dialogs, empati, menyukai aktivitas sosial, having so many friends, kooperatif, dan sensitif terhadap mood orang lain, punya potensi yang bagus sebagai leader, manager, diplomat, counselor, coach atau baby sitter :p
- Intrapersonal
[Theresa, Thich Nhat Hanh]
Suka berbicara dengan batinnya sendiri, self aware, suka berinstropeksi diri, intuitive, dan biasanya introvert. Selalu mencari kebijaksaan–wisdom– dan understanding, prefers working alone, independent, suka menghabiskan waktu dengan berpikir dan melakukan refleksi, akan perform ketika melakukan aktivitas sebagai psikolog, writer, philosopher, atau teolog.
Well, bagaimanapun ini adalah teori, it has yet to be proven that intelligence has any survival value ….
Jika tertarik silahkan melakukan multiple intelligence test, tapi harus jujur, supaya kita tahu kecerdasan kita di mana dan kita bisa memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin !! Dan semoga ini bisa merubah paradigma kita semua tentang kecerdasan !!. Everyone having theirown right to be intelligent !! Sebagai dukun bayi, sebagai akupuntur, sebagai konsultan, sebagai enterprenur, atlit, dosen, manager, CEO , pedagang, pemimpin pergerakan … anything !!
Steve Job cannot compared to Yusuf Qaradhawi, Megawati to Gede Prama, Barrack Obama to Agnes Monica, or Chris John to Tukul Arwana, mereka cerdas dalam kemampuannya masing masing, dalam istilah Martin Luther King — menjadi Tukang Sapu terbaik –. Dalam konteks apapun, jadilah yang terbaik dan giving value to others !!
Hmm.. tulisan yang sungguh menarik..
Salam kenal… 😉
giving value to others !! Ya..DEAL
Tapi foto diatas mengerikan sekaleeeeeeeeeeeee
Pemikiran Sternberg tentang Wisdom, Gardner tentang Multiple intelligences, Goleman, dan tentang Emotional Intelligence terbukti dari beberapa penelitian merupakan kunci sukses dibandingkan intelligence konvensional (IQ) yang lebih mengedepankan pengoptimalan otak kiri, sehingga pemanfaatan otak tidak komprehensif dan optimal. Sebaiknya pendidikan kita menata diri dengan membekali para pembelajarnya dengan memfasilitasi perkembangan kemampuan-kemampuan sesuai pemikiran ketiga psikolog tsb.
Salam hangat, mas Hilal. 😀
Nimbrung dikit ya, Mas Hilal. Saya pernah membaca buku Daniel H. Pink tentang otak kanan manusia. Jika dirunut dari sejarah, manusia telah mengalami evolusi dalam penghidupannya, mulai dari menggunakan ototnya pada zaman purba, kemudian memakai otak kiri, dan pada masa depan akan lebih berperan otak kanan manusia. Barangkali, seseorang yang memiliki kemampuan otak kiri dan otak kanan seimbang, akan memiliki multiple intelegence pula. Jika berkenan, postingan tersebut bisa dibaca pada http://tutinonka.wordpress.com/?s=high+touch+high+concept
Maturnuwun atas tulisannya yang sangat menambah wawasan …
Di SD singkole YPS Sorowako, alhamdulillah sudah menerapkan konsep MI. Menyadari usia anak2 adalah usia tidak kalah penting untuk sedini mungkin menemukan dan mengembangkan bakat emasnya sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
Konsep ini menekankan bahwa tiap indipidu memiliki kemampuan yang berbeda dan unik
gak kayak jaman dulu biasanya para siswa diharapkan semua mata pelajaran harussss dapat nilai 10….atau kalo nilainya bisa 10 semua itu baru bagus……
Kunjungan perdana. Happy New Year 2009
Wah, jadi ikutan test-nya nih.
Jadi punya gambaran seperti apa sih saya ini
*manggut-manggut, kaya’nya bener juga deh 🙂 *
Thanks for sharing this article !
Hmmm…Keren-keren..
Mengenai pembagian 7 kecerdasan itu, saya jadi teringat pada saat presentasi makalah tentang Intelegensi di mata kuliah Psikologi Umum..
Dan yang paling saya sukai adalah pada tulisan yang terakhir, mau menjadi apapun kita, maka jadilah yang terbaik dalam bidang tersebut.. SEMANGATz..(^_^)
Ada yang dapat diambil manfaatnya dan hikmah pandangan kecerdasan majmemuk tersebut. Namun ada yang harus dikritisi karena anak harus tetap dipersiapkan untuk menyongsong masa depan bangsa ini. Harus dikritis. Ruang diskusi dan sharing akan menjadikan kepahaman bahwa konsep kecerdasan majemuk masih belum finak. Pasti kita temukan titik lemahnya
halo mas hilal, salam kenal juga. makasih sudah ke cantigi. semoga selalu sehat, sabar dan diberi kemudahan2 oleh Yang Maha Kuasa. amin.. ^_^
orang yg bisa mengembangkan kedua bagian otaknya secara seimbang. itulah yang berhak menyadang peringkat cerdas secara sempurna.
tapi sayang, tidak ada satupun orang di dunia ini yang bisa mengembangkan lebih dari 50% kedua otaknya dan menggunakannya secara bersama-sama. 😉
hmmmm… blum di ujicoba tuh klo bill gates emang lebih cerdas dari megawati, tapi keknya cerdasan bill gates ahh.. hehehe
wah,,mantap =D
Yup setuju ga ada orang yang bodoh.
Setiap anak terlahir atas fitrah (Islam), maka kedua ibu bapaknya yang menjadikan dia yahudi atau nashara atau majusi.
Ada peran orang tua yang besuarrr sekali dalam proses tumbuh kembang anak. Saya setuju tak ada anak pintar atau bodoh. Yang ada adalah mau atau tidak mau. Dan orang tua wajib dan bertanggung jawab dalam proses menuju ke’mau’an ini. Tak hanya hal intelektualitas saja, bahkan yang lebih penting adalah cerdas emosional.
Jannah hanya berisi orang-orang cerdas yang mampu memahami kehendak Allah dan mengikuti contoh dari Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu menjadikannya sebagai nilai-nilai yang menghiasi kehidupannya, baik pemikiran maupun kelakuan.
Setiap kita adalah pengurus dan setiap kita akan ditanyai tentang urusannya.
hehe…….sudah ah…
Tulisan menarik….
gak ada orang yg bodoh mas…yang ada adalah orang yang malas mengasah kemampuannya dalam melakukan sesuatu sehingga potensinya tidak terbentuk…
Pagi, mas Hilal. Tulisan barunya tak tunggu lho…..
Untuk Multiple Intelligent test nya mana pak??
Butuh buat perbandingan penelitian saya.
Terimakasih sebelumnya pak.
Salam Kenal.
ada di sini :https://ichadimas.wordpress.com/about/